Ringkasan Buku: How to Respect My Self (Part 3)
Judul : How to Respect My Self (Seni Menghargai Diri Sendiri)
Penulis : Yoon Hong Gyun
Halaman : 342
Part 3: Harga Diri dalam Hubungan Manusia
—Seberapa Diakuinya Dirimu
Anak yang sejak kecil diberi tahu bahwa dirinya berharga dan kelahirannya adalah sebuah berkah akan memiliki harga diri yang relatif tinggi.
Nilai diri tidak bisa kita temukan hanya dengan diakui oleh seseorang.
Terapi rumah tangga adalah proses menyadarkan keduanya tentang bagaimana mereka berharga bagi satu sama lain. Pasangan yang dewasa tahu bahwa menjaga harga diri pasangan sama dengan menjaga harga diri sendiri.
Energi yang kita miliki terbatas, sehingga tidak akan mungkin bila kita akan diakui di semua sisi (kantor, keluarga, maupun pasangan).
Jadi, bagaimana sebaiknya? Jawabannya ada di proses.
Penilaian adalah soal belakangan, sedangkan proses adalah persoalan sekarang. Berfokus pada proses berarti hanya memikirkan hal yang akan dilakukan hari ini.
Walaupun hasilnya kurang bagus, luka yang dirasakan akan sedikit berkurang karena telah melakukan yang terbaik di setiap harinya. Kalaupun gagal, masih ada tersisa rasa puas atas proses yang luar biasa.
Peluang untuk berhasil akan lebih besar ketika kita bisa menetapkan tujuan yang bermanfaat bagi diri secara langsung dan riil.
Jika ingin hati tenang, coba pikirkan apa yang ingin kamu peroleh dari ketenangan itu.
—Pekerjaan yang Memangkas Harga Diri
Pisahkan antara pekerjaan, tempat kerja, dan impian saat kita meragukan nilai dari yang kita lakukan saat ini.
Kita harus puas terhadap pekerjaan dan tempat kerja agar bisa merasa tenang.
Jangan menguji harga diri di tempat kerja.
Kita tidak hidup untuk bekerja. Jika tidak senang dengan tempat kerja, jangan membuat hidupmu sekarang juga tidak memuaskan.
Kita hidup bukan untuk masuk kerja, melainkan untuk kehidupan setelah pulang kerja. Tidak perlu membawa-bawa rasa stres selama jam kerja atau akibat pekerjaan yang belum selesai ke rumah. Memikirkan kantor lama-lama juga belum tentu akan menyelesaikan masalah.
Tempat kerja adalah tempat kerja. Jangan memberi terlalu banyak makna pada tempat kerja. Kita terkadang perlu menjauhkan diri dari tempat kerja dan mengosongkan pikiran seutuhnya.
Begitu keluar dari pintu kantor, semua pikiran terkait pekerjaan harus dihentikan.
—Seberapa Bergunanya Dirimu
Mengitari tempat yang asing memberi kebebasan tersendiri.
Dunia tidak lantas menjadi porak poranda hanya karena seorang saya tidak ada.
Kadar kesuksesan seseorang dapat diukur dari seberapa besar masyarakat membutuhkannya.
Orang yang sama sekali tidak bisa digantikan atau masalah besar akan muncul bila orang tersebut tidak ada adalah orang-orang yang bisa kita sebut sukses.
Kita tidak bisa memuaskan semua orang di setiap peran. Oleh sebab itu, kita tidak sepatutnya menganggap diri tidak berguna hanya karena satu identitas kita lemah.
Kita tidak perlu memperbesarnya sebagai masalah hidup hanya karena tidak mampu mempertahankan harga diri di satu tempat.
—Orang-orang yang Tidak Mampu Membuat Keputusan
Mampu membuat keputusan akan meningkatkan harga diri.
Ada satu orang yang akan selalu ada kapan pun dan di mana pun kita membutuhkannya. Orang itu adalah diri kita sendiri. Hidup akan menjadi lebih mudah jika kita bisa memercayai diri sendiri.
Tiga hal penentu dalam membuat keputusan:
- Waktu yang tepat. Keputusan setepat apa pun akan kehilangan maknanya jika memakan waktu terlalu lama.
- Lingkup keputusan. Keputusan sebijak apa pun harus berada di dalam jangkauan kita. Keputusan yang harus dipikirkan hanya yang ada dalam jangkauan kita di saat sekarang.
- Menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya 'keputusan yang benar'. Keputusan yang dirasa terbaik di saat itu bisa jadi akan disesali di kemudian hari, sedangkan keputusan yang diambil secara singkat juga boleh jadi membawa keberuntungan besar. Tidak ada jawaban yang tepat untuk sebuah masalah. Jawabannya pun berbeda-beda bagi setiap orang. Bukan soal keputusan apa yang penting, melainkan soal bagaimana setelah keputusan itu diambil.
Proses membuat keputusan yang tepat bisa juga disebut sebagai proses menyatukan perasaan dan logika.
Keputusan serasional apa pun akan sulit dianggap bijak jika tidak bisa memuaskan perasaan. Keputusan yang benar baru akan tercipta saat akal dan perasaan menyatu dengan baik.
Cara mengasah kemampuan membuat keputusan:
- Kegiatan seni
- Membuat neraca keputusan
Kita tidak akan bisa berbuat apa-apa hanya dengan memikirkan hal yang harus dilakukan.
Akan lebih membantu jika kita bisa memisahkan antara hal yang ingin dilakukan dan hal yang harus dilakukan secara terperinci.
—Sudah Baca Buku Psikologi, tetapi Tak Memberikan Hasil
Proses pemulihan hati membutuhkan waktu. Kadangkala kita juga melangkah kembali ke titik nol.
Semua rasa sakit bersifat lampau.
Antara masa lalu yang menyakitkan dan masa kini dipenuhi dengan hadiah bernama waktu.
—Orang Yang Merasa Dirinya Berbeda
Kurangnya harga diri akan membuat kita bergantung kepada orang lain dalam setiap hal atau lebih perasa karena takut diabaikan.
Orang-orang yang menghadapi suatu masalah perlu berkumpul dalam sebuah kelompok untuk bertukar pengalaman. Sehingga muncul energi untuk keluar dari cobaan tersebut.
Berbeda dengan orang lain sama sekali bukan hal yang buruk. Tidak apa-apa lebih sensitif daripada orang lain. Peka adalah karakter yang baik.
Tahap pertama dari perubahan adalah kesadaran.
—Psikologi Orang yang Ringan Tangan
Kita harus mengetahui apakah kita baik hati dengan memperhatikan diri sendiri atau kita sengaja baik agar dilihat orang lain.
Berusaha disiplin kepada diri sendiri, tetapi lemah lembut kepada orang lain. Apa dosa orang-orang terdekatnya?
Pria baik yang mementingkan pandangan orang lain sering kali gila kerja ketika menjadi kepala keluarga.
Dari luar ia baik hati tanpa cela, tetapi kondisi kesehatan mental dan hatinya terus-menerus tidak nyaman.
Orang yang mementingkan seleranya dan mencintai emosinya, serta orang yang kuat dan menilai tinggi dirinya memiliki daya tarik lebih. Orang-orang mengagumi orang yang setia pada dirinya sendiri dan menjaga jarak dengan orang di sekitarnya.
Manusia pada dasarnya egois. Itulah yang membuat mereka bisa mencintai tanpa syarat dan berbuat tulus untuk orang lain.
—Orang-orang yang Selalu Bergantung
Kesuksesan dan kegagalan dalam hidup ditentukan pada apa dan bagaimana kita bersandar.
Kebergantungan yang tidak elegan: terlalu bergantung, salah menentukan arah bergantung, dan tidak mengakui bahwa diri senang bergantung.
Kita tidak akan pernah bisa bahagia jika terus-menerus menyalahkan orang lain dan tidak menyadari bahwa kita sedang bergantung pada orang yang bermasalah.
Karakteristik orang yang bergantung secara matang:
- Bergantung pada sosok yang lebih kuat darinya. Arah kebergantungan jelas. Misalnya bergantung buku untuk memperoleh pengetahuan dan pergi ke dokter karena ingin sehat.
- Bergantung secara transparan sehingga bisa diketahui umum. Misalnya liburan, hobi, keluarga, dan agama.
- Membalas budi. Misalnya untuk urusan makan kita bergantung pada ibu-ibu kantin, sehingga kita menghormati dan menjunjung harga diri mereka. Kita mengembalikan apa yang kita terima agar tidak menyisakan utang.
Orang yang terpenjara dengan kebergantungan umumnya memiliki 3 keyakinan yang salah, yaitu:
- Pikiran bahwa sendirian identik dengan kesepian dan penderitaan. Kita sendirian bukan karena kita sakit atau dijauhi orang-orang. Namun, orang yang terpenjara dalam kebergantungan akan menganggap bahwa ia sendirian karena ada masalah pada dirinya.
- Angan-angan bahwa orang lain akan menolongnya.
- Pikiran bahwa bergantung adalah hal yang sangat buruk. Setiap orang memiliki sifat bergantung dan yang menjadi masalah hanya soal apa, bagaimana, dan sebanyak apa mereka bergantung.
Jika Anda ingin mengandalkan orang lain, pilihlah sosok yang sudah teruji.
Penutup Part 3: Jarak untuk Menjaga Diri
Singkirkan keinginan untuk akrab dengan semua orang atau diakui oleh semua orang. Kelilingi diri dengan orang yang cocok denganmu dan tidak berfokus pada orang yang tidak cocok dengan kamu.
Saat kita mendorong maka pada saat yang sama kita juga akan terdorong.
Ketika kita menyerang seseorang maka hati kita juga akan terserang. Semakin kita menyakiti orang lain, kerusakannya juga akan bertumpuk pada kita.
Hubungan yang baik pun ada batasannya, tidak ada hubungan interpersonal yang sempurna.
Happy reading! 😉
-AF
Komentar
Posting Komentar