TAMBORA 1815: Letusan Raksasa dari Indonesia
Letusan yang diakibatkan oleh Gunung Tambora sangat berdampak pada tatanan kehidupan global pada tahun 1815-1817. Di New England terkenal dengan 'The year without a summer, The story of 1816' yang juga diabadikan dalam sebuah buku yang berjudul demikian. Di Indonesia kita bisa menelusurinya melalui salah satu buku yang berjudul TAMBORA 1815 Letusan Raksasa dari Indonesia yang merupakan buku terjemahan karya Gillen D'Arcy Wood, didalamnya termasuk dampak yang terjadi diberbagai belahan dunia serta peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam rentang waktu yang sama. Berikut adalah resume dari buku tersebut.
1. Tahun tanpa musim panas di Bahama
2. Wabah Kolera Epididimis di Benggala
3. Produksi Opium di barat daya Cina
4. Melelehnya tudung es kutub Arktik (pesisir barat Greenland)
- Pesisi barat Greenland bebas dari tudung es (O'Reilly & Scoresby)
- Di Cina hingga Inggris yang seharusnya bersuhu sedang, pada masa ini menjadi menggigil dan kelaparan. Sedangkan di Arktik justru hangat dan terjadi peluruhan es dengan kecepatan yang menakjubkan
- Pada tahun 1817 air di Arktik mencapai panas tertinggi (Scoresby)
5. Kekuatan Tambora 6X kekuatan letusan Pinatubo di Filipina (Juni, 1991)
6. Lelehan Arktik mengalir ke selatan (es glasial dari Greenland ke Atlantik)
7. Suhu permukaan yang meninggi di Arktik menyebabkan terhambatnya pembentukan es baru di wilayah subpolar
8. Edward Parry berhasil melakukan ekspedisi sampai Pulau Melville (1819-1820) setelah kegagalan Kapten Ross & Buchan
9. Terdapat patung di London yang menandai ekspedisi pertama yang dilakukan oleh Franklin
10. Taman Eden adalan daerah utara yang tidak beku
11. Daerah selatan menerima bongkahan es lepas, ini berarti tudung es kutub dengan cepat meluas bukan pecah (bongkahan tersebut ke Alpen)
12. Musim panas di Swiss mencapai angka paling rendah, +/- 14 derajat Celcius dan pada musim hangat mencapai angka terendah
13. Gletser merupakan 'barometer yang peka terhadap perubahan iklim', yang mampu bereaksi cepat dan dramatis terhadap fluktuasi suhu dan presipitasi (curahan) atmosfer
14. Pada masa Tambora, gletser Mont Blanc di Pegunungan Alpen terus bertambah menuruni lembah dengan kecepatan 30 cm/hari. Tetapi, sekarang gletser Alpen bergerak mundur dengan cepat akibat pemanasan global
15. Tsunami 30 meter di Vel de Bagnes Alpen, diakibatkan gletser yang mencair tumpah (airbah) dari bendungan gletser Gietro yang awalnya tersumbat bendungan Sungai Dranse
16. Kelangkaan pangan di Irlandia dilanjutkan dengan wabah tifus dan tidak ada bantuan dari elit pemerintahan. Hingga akhirnya penduduk Irlandia ke pusat pemerintahan dan mengemis, tetapi tidak diperbolehkan memasuki wilayah pemerintahan. Hanya paramedis dan pendeta yang mau menolong, namun tanpa dukungan pemerintah. Hal ini terjadi karena kesenjangan sosial antara orang kaya di pusat pemerintahan dan orang miskin (petani) Irlandia.
Cuaca ekstream > gagal panen > kelangkaan pangan > wabah penyakit epididimis > pergolakan sipil.
Terselamatkan ketika cuaca mulai membaik pada pertengahan 1818 (sesuai musim) dan panen-panen berikutnya yang melimpah
17. Saat Eropa terpuruk mengenai kelangkaan pangan 1816-1817, di Amerika Serikat justru makmur. Pada saat itu, AS membayar hutang-hutang ke Inggris dari hasil penjualan tanah yang dilakukan. Uang mengalir dari AS ke Eropa, sedangkan manusia bergerak dari Eropa ke AS.
18. Saat ini, erupsi yang relatif kecil periode 2000-2010 -di Indonesia, Ekuador, Papuan Nugini & Montserrat- telah menambah beban aerosol stratosfer yang cukup untuk mengimbangi pemanasan buatan manusia sebanyak 25%. Namun sayangnya tidak ada solusi vulkanis -alami atau tiruan- untuk perubahan iklim abad ke-21, karena gunung api meletus tanpa bisa diprediksi, sementara emisi karbon manusia tetap megikuti lintasan ke atas yang tak terbendung.
Semoga bermanfaat. Happy reading! 😊
Komentar
Posting Komentar